stockpapers

Bongkar Dapur Keuangan Twitter, Inc. dan Kronologis Akuisisi oleh Elon Musk

Sebuah kabar mengejutkan datang dari perusahaan social media burung biru. Twitter, Inc. (Kode saham NYSE: TWTR) resmi menyetujui akuisisi oleh salah satu orang terkaya didunia saat ini, Elon Musk. Pada pernyataannya, Twitter telah sepakat untuk diakuisisi oleh Elon Musk dengan nilai akuisisi sekitar 44 Miliar dollar atau setara $54,20 per lembar sahamnya. Nilai ini tentu jauh lebih tinggi dari harga pasar saat akuisisi (38% premium). Hal ini menyebabkan penulis bertanya-tanya, apakah latar belakang dibalik Elon Musk yang sangat gigih untuk memiliki perusahaan twitter dan bahkan ingin membeli seluruhnya saham perusahaan tersebut? Apakah Twitter se-profitable itu ?

Sebelum membahas dapur keuangan Twitter. Ada baiknya kita membahas kronologis Elon Musk mengakuisisi Twitter.

Pada awal bulan April 2022 lalu, Elon Musk membeli 9,2% saham Twitter. Setelah pembelian tersebut, langsung saja saham Twitter naik hampir 20% ke angka sekitar $47/lembarnya. Hal ini menyebabkan Elon menjadi salah satu individual pemegang saham terbesar untuk sebuah perusahaan social media. Tidak lama kemudian, melalui akun Twitter pribadinya Elon pun mengadakan poling pendapat mengenai penambahan fitur edit di platform Twitter.

Keesokan harinya, CEO Twitter, Parag Agrawal menyatakan bahwa dia setuju dan menyambut baik Elon untuk menjadi bagian dari jajaran BOD perusahaan, namun dengan agreement Elon tidak membeli lebih dari 15% saham perusahaan. Lima hari kemudian (10/04/22), CEO Twitter kembali membuat pernyataan bahwa Bang Elon berhenti bergabung ke jajaran direktur perusahaan. Hal ini tentunya menimbulkan tanda tanya besar mengapa Elon membatalkan tawaran menjadi BOD. Barulah pada tanggal 14 April, Elon Musk menulis cuitan penawaran akuisisi Twitter senilai $54,20/lembar saham tersebut. Dan pada akhirnya Twitter, Inc. mengiyakan.

Oke sekarang balik lagi ke topik awal, bagaimana sebenarnya kinerja perusahaan ini?

Berdasarkan laporan keuangan tahunan 2021, secara neraca keuangan (balance sheet), sebenarnya Twitter, Inc. tergolong sehat dengan total aset sebesar $14 miliar yang terdiri $2 miliar uang kas, $6,7 miliar liabilitas dan $7,3 miliar ekuitas. Hal ini menjadikan total Debt to Equity ratio (DER) Twitter sebesar 91%, masih cukup oke. Namun yang patut dijadikan catatan adalah neraca ini terlihat semakin memburuk dari tahun sebelumnya, dimana di tahun 2020 total liabilitas TWTR sebesar $5,4 miliar dan ekuitasnya $7,9 miliar dengan DER setara 68%. Mengapa demikian? Hal ini tentunya berkaitan dengan revenue dan laba-rugi perusahaan.

Balance sheet Twitter, Inc. 2021

Secara pendapatan, Twitter, Inc. dari tahun ke tahun terlihat masih terus bertumbuh, dimana pada tahun 2018 pendapatan Twitter berada dikisaran $3 Miliar, 2019 di kisaran $3,4 Miliar hingga diakhir tahun 2021 kemarin menyentuh angka $5 Miliar. Suatu pertumbuhan yang sangat masif dengan peningkatan pendapatan mencapai 67% dalam 3 tahun terakhir. Sumber pendapatan perusahaan di tahun 2021 masih didominasi oleh layanan iklan sebesar 89% atau setara $4,5 Miliar dan hanya sekitar 11% atau $571 juta yang berasal dari layanan penjualan lisensi IP data historikal konten ataupun konten terkini dari Twitter.

Revenue Twitter, Inc by Service

Secara geografis pendapatan Twitter tentunya masih didominasi dari daerah Amerika Serikat sebesar 58% pendapatan atau setara $2,8 Miliar diikuti oleh negara Jepang sebesar $675 juta dan sisanya berasal dari negara lainnya.

Revenue Twitter, Inc by Geographic

Stabilnya pertumbuhan pendapatan Twitter sayangnya tidak diikuti oleh earning before interest (EBIT) perusahaan, yang mana nilainya berfluktuasi dalam 3 tahun terakhir. Pada tahun 2019 lalu, EBIT Twitter sempat positif diangka $366 juta, namun setelahnya menurun tajam menjadi $26,6 juta di tahun 2020 hingga akhirnya menjadi negatif alias loss sebesar $492 juta ditahun 2021 lalu. Hal ini dikarenakan terus meningkatnya biaya Research & Development (R&D) perusahaan dari tahun ke tahun. Selain itu adanya biaya Litigation Settlement ditahun 2021 yang menjamin pengeluaran terkait perlindungan hukum terhadap perusahaan sebesar $765 juta yang menyebabkan semakin tergerusnya earning perusahaan. Fluktuatifnya EBIT perusahaan tentunya juga mengakibatkan berubah-ubahnya laba bersih perusahaan dari tahun ke tahun. Sebenarnya ditahun 2018 dan 2019 lalu perusahaan sempat untung masing-masing $1,2 miliar dan 1,46 miliar. Namun sayangnya hal ini berbalik menjadikan kinerja yang merugi dua tahun kemudian sebesar masing-masing – $1,1 miliar dan – $221 juta. Ruginya ditahun 2020 sebebabkan karena besarnya nilai provisi tax perusahaan (mencapai $1 miliar) dan di tahun 2021 disebabkan oleh adanya biaya ligitasi hukum tadi.

Laba Rugi Twitter, Inc 2021
Laba Rugi Twitter, Inc

Jika dibandingkan dengan kompetitornya, seperti Facebook, Inc. misalnya, yang labanya ditahun 2021 lalu mencapai $39,3 miliar dengan return on equity (ROE) setara 31,5%, posisi Twitter, Inc. secara profitabilitas sebenarnya saat ini masih tertinggal jauh dengan ROE yang saat ini masih negatif, -3%. Jikalau labanya berbalik positif lagi menjadi 1,46 miliar seperti tahun 2019 lalu, maka barulah profitabilitasnya menjadi menarik lagi dengan ROE nya akan menyentuh 20%.

Nilai Akusisi Elon Musk

Untuk mengambil alih dan merubah salah satu perusahaan social media terbesar didunia seperti Twitter menjadi perusahaan private tentunya tidak mudah. Buktinya Elon Musk harus mengeluarkan kocek hingga $44 miliar hingga tawarannya akhirnya disetujui jajaran BOD dan pemegang saham Twitter. Dengan kata lain pembelian seharga $54,20 per lembar saham, menjadikan Elon Musk harus membayar Twitter pada PBV sebesar 6 kali. Tentunya ini bukanlah harga yang murah untuk perusahaan yang saat ini ROEnya masih merugi -3% (dan sebagai perbandingan PBV Facebook, Inc saat ini dengan ROE sebesar 31,5% sebesar 4 kali). Kalaupun laba Twitter balik lagi seperti 2019 lalu sehingga ROE nya menjadi 20% maka PBV yang wajar adalah 2 kali atau setara $18/lembar sahamnya (atau jika mau diakuisisi sebesar $14,7 miliar). Tapi kembali lagi seperti yang penulis bilang sebelumnya, untuk mengambil alih menjadikan perusahaan terbuka menjadi perusahaan tertutup lagi bukanlah hal yang mudah, almost imposible untuk mengakuisisi Twitter diharga wajarnya, jadi ya memang harus ada harga yang dibayarkan untuk itu.

Satu lagi pertanyaan menarik yang sampai saat ini masih menjadi misteri, untuk apa Elon Musk sampai rela mengeluarkan dana sebesar itu dengan membeli Twitter? Tentunya Elon pasti mempunyai visi besar dibalik itu. Tapi itu masih menjadi misteri yang baru bisa kita bahas di episode selanjutnya.

Sumber:

Laporan keuangan tahunan Twitter, Inc. tahun 2021

Yahoo Finance (finance.yahoo.com)

1 thought on “Bongkar Dapur Keuangan Twitter, Inc. dan Kronologis Akuisisi oleh Elon Musk”

Leave a Comment