Laporan keuangan ibarat senjata yang wajib Anda kuasai untuk dapat berjuang di medan bursa saham.
Untuk dapat mengerti laporan keuangan Anda wajib memahami akuntansi. Akuntansi itu ibarat bahasa yang dapat menyampaikan apa yang sedang terjadi pada perusahaan.
Mungkin Anda merasa bahwa akuntansi adalah hal yang sulit karena banyak hitungannya
Pada kenyataannya tidaklah demikian, untuk menguasainya Anda hanya memerlukan perhitungan dasar-dasar saja, pertambahan, pengurangan, kali bagi saja sudah cukup.
Akuntansinya pun tidaklah serumit yang Anda pernah Anda pelajari di bangku sekolah dulu. Jauh lebih mudah dan semua orang dari background apapun bisa melakukannya.
Dengan menguasai laporan keuangan, Anda akan memahami berapa jumlah pemasukan dan pengeluaran perusahaan, jumlah aset dan besaran hutang yang dimiliki perusahaan.
Pada akhirnya akan membantu Anda menilai kinerja perusahaan tersebut baik atau tidak.
Laporan keuangan pada dasarnya terbagi menjadi tiga yaitu:
- Neraca
- Laporan laba rugi
- Laporan arus kas
NERACA
Neraca menggambarkan jumlah kekayaan yang dimiliki perusahaan.
Ini sangat penting dalam berinvestasi
Tentunya akan lebih baik memilih perusahaan yang sudah besar dan kaya karena perusahaan tersebut akan lebih mudah untuk melawan kompetitiornya
Dalam neraca keuangan terdapat tiga komponen penting yakni Aset, Ekuitas, dan liabilitas.
EKUITAS = ASET – LIABILITAS
Untuk menjelaskan tiga komponen ini saya akan menggunakan analogi sederhana. Coba lihat tabel berikut yang menyajikan data kekayaan Pak Budi.
Pak Budi memiliki total kekayaan sebesar 1,11 Miliar yang terdiri dari rumah, mobil, dll. Namun disisi lain dia juga memiliki kewajiban/liabilitas sebesar 250 juta yang berasal dari KPR dan cicilan mobil yang harus di lunasi. Sehingga sebenarnya kekayaan bersih (ekuitas) Pak Budi hanya sebesar 860 juta.
Sekarang coba kita data lihat kekayaan Pak Anto…
Pak Anto memiliki total kekayaan sebesar 2,72 miliar atau lebih dari 2 kali lipat kekayaan Pak Budi. Namun sayangnya, total kewajiban yang cukup besar yakni sebsar 2,44 miliar menyebabkan kekayaan bersih Pak Anto yang sebesar 280 juta jauh lebih rendah dari Pak Budi.
Cara membaca neraca perusahaan tidaklah jauh berbeda dari analogi ini.
Disinilah dituntut kecermatan kita sebagai seorang investor. Akan lebih baik memilih perusahaan dengan Ekuitas yang lebih besar dan hutang yang lebih kecil. Karena hutang biasanya memiliki komponen bunga yang dapat memberatkan perusahaan.
Sekarang mari kita lihat contoh neraca dari laporan keuangan perusahaan.
ASET
Gambar diatas adalah contoh laporan aset perusahaan Ultrajaya Desember 2018. Bisa Anda lihat bahwa pada komponen aset dipisahkan aset lancar dan aset tidak lancar.
“Aset lancar (current assets) adalah aset yang dapat digunakan dan atau dicairkan dalam waktu dekat biasanya kurang dari setahun. Contoh aset lancar yaitu : uang atau setara kas, investasi saham, piutang, dan persediaan perusahaan”
Sedangkan aset tidak lancar memerlukan waktu yang cukup lama untuk dicairkan, misalnya aset tetap berupa tanah dan pabrik.
Selanjutnya jumlah aset lancar dan tidak lancar ditambahkan untuk mendapatkan jumlah total aset.
Sebagai informasi, Anda juga bisa melihat jenis-jenis aset yang dimiliki perusahaan dengan membuka bagian catatan/notes.
LIABILITAS
Pada komponen liabilitas juga dipisahkan menjadi dua bagian.
Liabilitas jangka pendek adalah kewajiban yang harus dilunasi dalam tempo kurang dari satu tahun sedangkan liabilitas jangka panjang dapat dilunasi dengan tempo lebih dari satu tahun.
EKUITAS
Pada komponen ekuitas ini sedikit berbeda.
Yang harus kita lihat adalah nilai Ekuitas yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk BUKAN jumlah ekuitas. Kenapa ?
Karena pada Jumlah ekuitas terdapat komponen kepentingan non-pengendali yang bukan merupakan hak pemegang saham.
“Kepentingan non-pengendali adalah pemilik selain induk pada suatu anak perusahaan, sehingga modalnya tidak berasal dari pemegang saham induk perusahaan”
Pada komponen ekuitas juga terdapat komponen jumlah saham yang beredar, dalam kasus ini jumlah sahamnya sebanyak 11,55 miliar lembar, dan per lembarnya bernilai Rp 50 rupiah.
Sampai disini Anda seharusnya sudah paham mengenai neraca keuangan. Pada bagian selanjutnya kita akan membahas mengenai laporan laba rugi.
Sumber: Laporan Keuangan PT. Ultrajaya Milk Industri Tbk. (ULTJ)
BAB SELANJUTNYA KLIK DISINI