stockpapers

Harga Turun Tajam, Apakah Saham Mandom Indonesia (TCID) Layak Dikoleksi?

Consumer goods merupakan salah satu sektor usaha dengan ruang lingkup yang luas. Perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang consumer goods mencakup produksi barang-barang kebutuhan sehari-hari, makanan, rokok, dan farmasi. Kami sempat membahas salah satu emiten waralaba makanan (PZZA) yang kebetulan harganya cukup murah beberapa waktu lalu. Sekarang kami coba membahas emiten saham yang produknya seharusnya tidak asing bagi anda: PT. Mandom Indonesia Tbk. (TCID) dengan brand terkenalnya Gatsby dan Pixy. Namun selain itu TCID juga memproduksi produk-produk kosmetik dari brand Johnny Andrean. Kami tertarik membahas saham TCID karena valuasi dan kinerja yang menarik. Menarik ini tidak berarti sahamnya murah kemudian langsung direkomendasikan untuk dibeli, melainkan ada kondisi yang tidak biasa dari kinerja dan valuasinya.

Produk Mandom Indonesia (TCID)
(Sumber: Public Expose TCID 2019)

PT. Mandom Indonesia Tbk. (kode emiten TCID) merupakan perusahaan yang bergerak di bidang consumer goods. Berdiri pada tahun 1969 dengan nama awal PT. Tancho Indonesia, Mandom Indonesia secara konsisten memperbaharui bisnis kosmetika di Indonesia. Mandom Indonesia memiliki tiga brand produk ternama: Gatsby (produk perawatan rambut dan parfum pria, menjadi market leader untuk produk perawatan rambut pria di Indonesia), Pixy (produk kosmetik untuk wanita), dan Puccelle (produk parfum wanita).

Para pemegang saham TCID per Mei 2020 masing-masing sebagai berikut : Mandom Corp memegang saham dengan presentase sebesar 62,9%, diikuti PT Asia Jaya Paramita sebesar 11,36% dan sisanya sebesar 25,74% dipegang oleh publik.

Neraca Perusahaan

PT Mandom Indonesia, Tbk. (TCID) mencatatkan nilai aset sebesar 2,55 triliun rupiah yang terdiri atas ekuitas sebesar 2,04 triliun Rupiah dan liabilitas sebesar 532 miliar Rupiah per akhir tahun 2019. Nilai aset perusahaan meningkat 4,3 persen dibandingkan pencapaian tahun 2018. Peningkatan ini diikuti oleh peningkatan ekuitas sebesar 2,4 persen dan liabilitas sebesar 12,6 persen pada periode yang sama. Peningkatan liabilitas disebabkan oleh peningkatan pembelian material bahan baku dan bahan pengemas.

Perlu dicatat juga bahwa laporan keuangan kuartal I tahun 2020 menunjukkan bahwa komposisi nilai neraca keuangan belum banyak berubah dibandingkan akhir tahun 2019 sehingga pada grafik neraca keuangan di bawah tidak terjadi perubahan yang signifikan.

Walaupun terjadi penambahan liabilitas, komposisi keuangan TCID bisa dibilang sangat aman karena tidak memiliki utang berbunga dan rasio liabilitas terhadap ekuitasnya (DER) hanya sebesar 25,2 persen. Perusahaan juga tidak memiliki masalah dalam membayar liabilitas jangka pendeknya. Hal ini terlihat dari Current Ratio dan Quick Ratio masing-masing sebesar 551 persen dan 289 persen.

Neraca Keuangan Saham TCID

Pendapatan Kuartal I 2020

Per Maret 2020, TCID membukukan pendapatan sebesar 565,7 miliar rupiah, menurun sekitar 21,7 persen dari pendapatan Maret 2019 sebesar 722,8 miliar rupiah. Hal ini sangat disayangkan padahal pada akhir tahun 2019 TCID mencatatkan pendapatan sebesar 2,8 triliun rupiah, meningkat sekitar 5,04 persen dari tahun 2018 sebesar 2,65 triliun rupiah. Penurunan pendapatan ini diikuti dengan penurunan laba bersihnya. Per Maret 2020 TCID membukukan laba bersih sebesar 7,78 miliar rupiah. Laba bersihnya menurun sangat tajam (sebesar 89%) dibandingkan kuartal I tahun 2019 sebesar 71,4 miliar rupiah.

Penurunan laba bersih juga terjadi pada akhir tahun 2019 di mana TCID mencatatkan laba bersih sebesar 145 miliar rupiah, menurun sekitar 16 persen dari tahun sebelumnya. Ada keunikan pada laba bersih Mandom Indonesia pada tahun 2015 yang menanjak naik pada 544 miliar rupiah. Hal ini dikarenakan penjualan aset tetap kantor dan pabrik di Sunter, Jakarta Utara dalam rangka pemindahan kegiatan perkantoran dan produksi ke daerah Bekasi. Pengklaiman asuransi atas musibah kebakaran pada pabrik aerosol Mandom Indonesia ikut berkontribusi pada kenaikan laba bersihnya.

Penurunan pendapatan kuartal I tahun 2020 kemungkinan dikarenakan kombinasi peningkatan persaingan usaha dan mulainya pandemi COVID-19 dipertengahan bulan Maret lalu. Pandemi ini menyebabkan Mandom Indonesia juga melaksanakan kegiatan work from home sehingga berdampak pada pembatasan kegiatan operasional. Selain itu, penjualan kosmetik di Q2 2020 ini bisa dipastikan akan menurun sangat tajam seiring dengan kegiatan WFH. Kondisi ini juga diperparah dengan kewajiban menggunakan masker. Sebagai akibatnya banyak dari kita semakin malas menggunakan make up ketika harus keluar rumah.

Arus Kas & Rasio Pengembalian

Perusahaan masih mampu secara konsisten mencatatkan arus kas operasi yang positif hingga Q1 2020. TCID dapat mencatatkan keuntungan dari kas operasi sebesar 53 miliar rupiah.

Aliran Kas Mandom Indonesia

Perolehan nilai Return of Asset (ROA) dan Return of Equity (ROE) perusahaan juga cukup baik. Mandom Indonesia menghasilkan rata rata ROA sebesar 11,1 persen dan ROE sebesar 13,47 persen dalam 10 tahun terakhir. Hanya saja penurunan laba bersih selama 4 tahun terakhir harus menjadi perhatian dari perseroan.

Rasio Pengembalian Mandom Indonesia

Informasi Segmen

PT Mandom Indonesia, Tbk. (TCID) sebenarnya memiliki beberapa brand: Gatsby, Pixy, Puccelle, Mandom, Tancho dan masih banyak lagi. Pada laporan keuangan, TCID membagi kategori produknya ke kategori produk perawatan rambut, produk tata rias dan kosmetik, dan produk wewangian. Suksesnya promosi dan rebranding PIxy tahun 2019 menjadikan produk tata rias dan kosmetik menjadi penyumbang tertinggi pendapatan TCID. Produk tatarias dan perawatan kulit menyumbang 41 persen pendapatan. Ini diikuti produk perawatan rambut sebesar 39 persen dan produk wewangian sebesar 18 persen.

Informasi Segmen TCID 2019
(Sumber: Laporan Tahunan TCID 2019)

Namun pada Q1 2020 pendapatan dari segmen perawatan kulit dan rias justru mengalami penurunan yang paling tajam sebesar 31,8%.

Informasi Segmen  Q1 2020
(Sumber: Laporan Keuangan Kuartal I TCID 2020)

Pasar domestik masih menyumbang pendapatan terbesar TCID dengan kontribusi 73 persen berbanding 27 persen dengan pasar ekspor. Penjualan ekspor didominasi dari penjualan ke Uni Emirat Arab dengan 8 persen disusul dengan Jepang sebesar 5 persen.

Valuasi Perusahaan

Saat ini saham PT. Mandom Indonesia Tbk. (TCID) dihargai pada harga Rp 7500 per lembar saham. Bisa dibilang harga saham TCID menukik tajam dari harga Rp 11000 per lembar saham pada akihr tahun 2019. Harga saat ini menunjukkan nilai PER dan PBV masing-masing 50,19x dan 0,77x. Nilai PER yang tinggi ini dikarenakan laba bersihnya yang turun drastis pada saat ini. Namun secara rata-rata nilai PER dalam 10 tahun terakhir adalah sebesar 14,89x.

Jika diperhatikan lagi, untuk saham dengan produk-produk yang branding sudah sangat kuat dan merupakan salah satu market leader, valuasi ini sebenarnya cukup murah, terlebih lagi fundamentalnya yang baik. Namun memang alangkah baiknya jika kita menunggu laporan kuartal II tahun 2020 keluar untuk memastikan seberapa besar dampak pandemi terhadap kinerja perusahaan. Sebagai bahan pertimbangan anda, saham TCID kurang likuid terlepas dari statusnya sebagai perusahaan consumer goods yang umumnya memiliki saham yang likuid.

Valuasi Saham

Kesimpulan

PT. Mandom Indonesia, Tbk. (TCID) merupakan perusahaan yang bergerak di bidang consumer goods, memiliki beberapa brand besar dan salah satunya menjadi market leader untuk pasar perawatan rambut. Mandom Indonesia juga sudah memperluas distribusi produknya ke pasar ekspor dan menyumbang lebih dari seperempat pendapatan perseroan. Perusahaan juga memiliki kondisi fundamental yang baik dengan hutang yang rendah dibandingkan aset dan ekuitasnya sehingga kami yakin perusahaan dapat bertahan dari badai pandemi ini. Selain itu perusahaan juga dapat menghasilkan pendapatan yang meningkat dalam beberapa tahun terakhir.

Valuasi saham TCID terbilang menarik pada harganya saat ini. Jarang sekali ada emiten dari sektor consumer goods dengan branding yang bagus memiliki rasio PBV dibawah 1. Namun dengan penurunan laba bersih yang tajam menyebabkan nilai PER melonjak naik sehingga nampaknya perlu menunggu dahulu untuk memastikan kinerja di Q2 nanti yang sebenarnya baru akan mencerminkan dampak dari pandemi Corona ini. Sahamnya yang kurang likuid dan meningkatnya persaingan usaha dibidang kosmetik dengan brand besar lainnya juga dapat menjadi pertimbangan anda sebelum membeli saham TCID ini.

Sumber:

Laporan Keuangan TCID 2019

Laporan Keuangan TCID Kuartal I 2020

Public Expose TCID 2019

Informasi atau Fakta Material Dampak Pandemik COVID-19 TCID Mei 2020

Leave a Comment