stockpapers

Menelisik Saham Property dan Real Estate 2019

Sektor property dan real estate merupakan salah satu sektor yang sedang mengalami penurunan sampai tengah tahun 2019 ini. Namun apakah sektor ini masih mempunyai prospek cerah kedepannya ? Mari kita bahas.

Berdasarkan data proyeksi BPS 2015-2045, penduduk usia produktif (15-64 tahun) akan terus meningkat dan mencapai puncaknya pada tahun 2045 yaitu sebesar 208 juta jiwa. Pertambahan penduduk usia produktif tentunya akan berdampak positif terhadap industri sektor property dan real estate di Indonesia.

Terlepas dari kemampuan penduduk dalam membeli rumah saat ini, penduduk usia produktif pastinya akan memerlukan tempat tinggal baru baik dengan cara sewa ataupun membelinya.

Turunnya harga saham disektor property dan real estate akibat ketidakpastian ekonomi dan adanya isu resesi, justru akan memberikan peluang untuk membelinya diharga murah. Lihat saja grafik saham di sektor ini selama tahun 2018 yang terus menunjukkan tren penurunan hingga -9.64%.

Grafik Sektor IHSG Tahun 2018 (Sumber: idx.co.id)

Oke, jika kita sudah mampu melihat adanya peluang rebound sektor properti di masa yang akan datang, pertanyaan selanjutnya, saham manakah disektor properti yang merupakan wonderful company ?

Mari kita analisa lebih lanjut.

Analisa Fundamental Emiten

Terdapat sekitar 48 perusahaan yang ada disubsektor property dan real estate.

Oleh karena itu, langkah pertama yang dapat dilakukan untuk mempermudah analisis yaitu mencari 10-15 perusahaan yang terbaik di subsektor ini untuk. Untuk melakukannya, saya mengurutkan perusahaan berdasarkan nilai ekuitas dari yang terbesar hingga terkecil.

Kenapa ekuitas ? Karena jika perusahaan mempunyai struktur permodalan yang kuat, maka ini akan menjadi keunggulan kompetitif sehingga perusahaan akan susah tergoyahkan dari kompetitor. Hal ini biasanya sering dikenal dengan sebutan moat.

Setelah diurutkan, maka diperoleh 15 perusahaan terbaik sebagai berikut.

15 saham sektor properti dan real estate terbaik

Valuasi Masing-Masing Saham

Setelah itu, barulah kita menghitung valuasi masing-masing saham peserta pertumbuhan EPSnya selama 5 tahun terakhir. Hasilnya dapat dilihat dibawah ini.

Dapat dilihat, rata-rata PBV dan PER dari subsetor property dan real estate tahun 2019 masing-masing sebesar 0.93x dan 17.58x. Nilai PER yang agak tinggi dikarenakan berkurangannya profitabilitas perusahaan ditahun 2019. Hal ini juga tercermin dari penurunan ROE sebesar -48% dari rata-rata ROE selama 5 tahun terakhir. Pun juga dari growth subsektor property selama 5 tahun terakhir yang telah turun sebanyak -7.66%.

Selanjutnya, kita dapat melakukan sistem ranking untuk mengerucutkan kembali saham-saham diatas menjadi hanya 3-5 saham terbaik. Disini, penulis menggunakan parameter Revenue, Gross Profit Margin (GPM), PBV, PER, DER, Growth, Current ROE, dan Average ROE 5 years untuk mendapatkan saham-saham terbaik. Masing-masing parameter diberi bobot 1 point.

Misalnya, untuk parameter revenue, apabila perusahaan menghasilkan revenue terbesar dibanding 14 perusahaan lainnya, maka diberi bobot 1 point, dan apabila revenuenya terendah maka diberi bobot 15 point. Masing-masing point dari setiap parameter dijumlahkan untuk mendapatkan point total.

Ranking Saham

Setelah itu, saham diurutkan berdasarkan nilai point dari terendah ke tertinggi untuk memperoleh ranking terbaik. Maka inilah hasilnya.

Ranking 15 saham sektor properti dan real estate terbaik

Berikut sajian kembali data-data fundamental untuk 5 saham dengan ranking tertinggi.

5 saham sektor property dan real estate terbaik

Dapat dilihat bahwa 5 saham dengan ranking terbaik adalah PWON, LPCK, BSDE, JRPT, dan DUTI.

Pertanyaan selanjutnya adalah, apakah saya harus invest di lima saham tersebut ?

Tunggu dulu !

Kita harus mempelajari kembali laporan keuangan perusahaan. Menilai kinerja manajemennya, mempelajari lini usaha dan letak-letak asetnya, dan menghitung kemampuan perusahaan untuk membayar hutang-hutangnya dan stabilitas labanya.

Karena bisa saja nilai salah satu parameternya terlihat bagus hanya karena ada lonjakan laba ditahun terakhir pada saat dilakukan analisis, padahal kinerja tahun-tahun sebelumnya kurang memuaskan.

Misalnya seperti LPCK yang terlihat memiliki growth tinggi dikarenakan adanya lonjakan laba pada tahun 2018 yang lalu, namun labanya kembali turun tajam sampai pertengahan tahun 2019.

Namun dilihat secara sekilas, menurut penulis pribadi, BSDE merupakan saham yang menarik dengan nilai PER hanya 6.11x dan Ekuitas mencapai 32,6 triliun.

Tetapi tetap harus diingat untuk selalu melakukan research kembali secara mendetail.

Untuk research BSDE akan dibahas pada posting selanjutnya.

Semoga bermanfaat!

1 thought on “Menelisik Saham Property dan Real Estate 2019”

Leave a Comment