Salah satu sektor kegiatan ekonomi yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia adalah sektor infrastruktur, utilitas, dan transportasi. Sektor ini adalah jantung kehidupan kita semua, terutama perusahaan yang bergerak di bidang energi. Peran yang vital ini menandakan bahwa demand energi akan selalu ada selama peradaban manusia masih berjalan. Hal ini mengakibatkan selalu ada peluang untuk bertumbuh dari sektor ini.
Salah satu perusahaan yang bergerak di bidang energi adalah PT Cikarang Listrindo (POWR). Secara valuasi, perusahaan ini terbilang undervalue dan memiliki reputasi yang baik.
PT Cikarang Listrindo (POWR) adalah salah satu perusahaan swasta yang bergerak di bidang energi listrik. POWR telah memiliki pengalaman selama hampir 30 tahun , didirikan pada 28 Juli 1990. Perusahaan memiliki rekam jejak yang baik dalam pembangunan pembangkit listrik tenaga gas dan uap serta jaringan transmisi untuk pelanggan besar. Pelanggan besar yang dimaksud meliputi industri, real estate, dan sebagainya. PT Udinda Wahanatama menjadi pemegang saham terbesar di POWR sebesar 30,48%. Masyarakat memegang porsi saham POWR sebesar 16,13%.
Kepemilikan saham PT. Cikarang Listrindo (POWR)
KINERJA KEUANGAN POWR TAHUN 2019
POWR berhasil melakukan Penawaran Umum Perdana Saham (IPO) atau go public di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 14 Juni 2016. Jika kita lihat laporan tahunan POWR dalam rentang waktu 2013 hingga 2018 , aset perusahaan selalu bertumbuh dari dari 10,16 triliun Rupiah ditahun 2013 menjadi 18,96 triliun Rupiah ditahun 2018 lalu. Nilai aset POWR pada tahun 2018 tersusun atas ekuitas sebesar 9,27 triliun Rupiah dan liabilitas sebesar 9,68 triliun Rupiah.
Grafik kinerja keuangan PT. Cikarang Listrindo (POWR)
Rasio Kerentanan
Berdasarkan laporan keuangan kuartal III tahun 2019, POWR memiliki rasio hutang terhadap ekuitas (DER, Debt to Equity Ratio) sebesar 101%. Walaupun begitu, POWR memiliki rasio total aset lancar terhadap liabilitas jangka pendek sebesar 6,78 kali. Ini menandakan bahwa walaupun liabilitas perusahaan sedikit lebih tinggi dari ekuitasnya, perusahaan sanggup membayar 6 kali liabilitas jangka pendeknya hanya dengan aset lancar saja, sehingga POWR dapat dibilang memiliki struktur pemodalan yang sangat kuat.
Hal menarik lain dari POWR adalah pinjaman berbunganya. Berdasarkan laporan keuangan kuartal III tahun 2019, POWR memiliki pinjaman berbunga sebesar 539 US $ atau setara dengan 81,3% dari total liabilitas dengan bunga hutang sebesar 4,1%. Sangat jarang perusahaan memiliki bunga pinjaman yang rendah sehingga dapat dikatakan bahwa perusahaan memiliki risiko yang rendah. Bunga pinjaman yang rendah ini sebagai akibat utang wesel yang dimiliki oleh perusahaan.
Melihat ke faktor-faktor tersebut, maka terlihat bahwa POWR sangat konservatif terhadap liabilitasnya dan sangat aman.
Segmen Pendapatan Perusahaan
Berdasarkan laporan tahunan tahun 2018, pendapatan perusahaan meningkat sebesar 8,4% terhadap pendapatan tahun 2017 (peningkatan sebesar 1,5% jika faktor rugi-rugi kurs dollar AS terhadap rupiah dihilangkan). Pendapatan POWR didominasi oleh PT. PLN dengan kontribusi sebesar 26% dari total pendapatan. Pendapatan POWR berfokus di sektor produksi listrik untuk daerah Bekapur (Bekasi, Karawang, dan Purwakarta).
Pendapatan hingga Q3 2019
Melirik ke data laporan keuangan tahunan tahun 2013 hingga laporan tahunan 2018, dapat dilihat bahwa pendapatan perusahaan terus bertumbuh dengan CAGR sebesar 6,32%.
Berdasarkan laporan keuangan kuartal III tahun 2019, pendapatan perusahaan turun sebesar 1,5% dari 6,35 triliun rupiah pada Q3 tahun 2018 menjadi 6,25 triliun rupiah pada Q3 tahun 2019. Jika selisih kurs dollar AS terhadap rupiah diabaikan, maka pendapatan perusahaan justru naik sebesar 3,3%. Perbandingan laba kotor terhadap pendapatan (GPM) pada kuartal ini sudah mencapai 36,6%.
Perusahaan justru meningkatkan laba bersih sebesar 24% dari 903 miliar rupiah pada Q3 tahun 2018 menjadi 1,1 triliun pada Q3 tahun 2019. Kenaikan justru menjadi 30% jika selisih kurs dollar AS terhadap rupiah diabaikan. Rasio laba bersih terhadap pendapatan (NPM) pada kuartal 3 tahun 2019 mencapai 18%.
Rasio Profitibilitas
Pendapatan perusahaan pada kuartal III tahun 2019 mencapai 6,25 triliun rupiah menghasilkan rasio ROE (Return Of Equity) sebesar 12,04% dan diprediksi akan mencapai 16,04% pada akhir tahun 2019. Jika melirik pada 6 tahun sebelumnya dengan rata-rata ROE dan ROA (Return of Asset) masing-masing sebesar 20,25% dan 7,47%, laba bersih perusahaan cenderung tumbuh stabil kecuali pada tahun 2018.
Penurunan laba bersih pada tahun 2018 didominasi oleh faktor rugi selisih kurs dollar AS terhadap rupiah, dimana pada suatu waktu dollar AS pada Agustus 2018 sempat melonjak ke 15 ribu rupiah dan pada akhir tahun 2018 menjadi sekitar 14,2 ribu rupiah dibandingkan akhir 2017 yang nila kursnya 13,3 ribu rupiah. Dengan penguatan rupiah terhadap dollar AS sepanjang tahun 2019, diharapkan laba bersih POWR pada akhir tahun 2019 akan meningkat.
Pada tahun 2013 hingga 2018 aliran kas operasi perusahaan selalu mencatatkan nilai positif sehingga aliran kas perusahaan dapat dikatakan aman. Apalagi pada laporan keuangan Q3 tahun 2019 POWR mencatatkan surplus pada aliran kas operasinya sebesar 1,1 triliun rupiah (82 juta dollar AS).
Rasio Valuasi
Per tanggal artikel ini ditulis (April 2020), harga POWR menyentuh angka 630 rupiah per lembar saham. Pada harga ini rasio PER dan PBV menyentuh angka 6,58x dan 1,06x (Masih mengacu Q3 2019 karena LK Q4 belum rilis). Jika dibandingkan dengan PER dan PBV rata-rata masing-masing 12,52x dan 2,01x (PER dan PBV dihitung sejak IPO), maka harga ini memiliki valuasi yang sangat menarik.
Kesimpulan
POWR merupakan salah satu emiten yang memiliki kinerja yang baik di sektor energi listrik. Walaupun pada Q3 tahun 2019 pendapatannya turun 1,5% dari pendapatan Q3 tahun 2018, perusahaan memiliki rasio GPM sebesar 36,6% dan NPM sebesar 18%. Ini menandakan bahwa perusahaan bekerja secara efektif dalam menghasilkan laba. Cukup jarang perusahaan yang memiliki rasio GPM dan NPM yang tinggi seperti POWR.
POWR juga termasuk konservatif terhadap liabilitasnya. Hal ini terbukti jumlah aset lancar POWR yang dapat digunakan untuk membayar 6 kali lipat dari liabilitas pendeknya. Belum lagi hutang berbunganya yang hanya memiliki bunga pinjaman 4% sehingga beban perusahaan terhadap hutang berbunga menjadi sangat ringan.
Posisi harga POWR dengan harga 610 rupiah per lembar saham. Pada harga ini nilai PER dan PBV menyentuh angka 6,58x dan 1,06x sehingga dapat dikatakan saham ini dalam kondisi undervalue.