Saat ini vaksinasi COVID-19 masih terus dilaksanakan di Indonesia. Meskipun begitu, angka penderita COVID-19 masih terus bertambah walaupun memang sudah menunjukkan penurunan dalam pertambahan penderita tiap harinya. Kondisi ini membuat perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang kesehatan masih sangat diperlukan. Perusahaan di bidang ini termasuk perusahaan rumah sakit, farmasi, distributor peralatan medis, dan penyedia laboratorium klinik. Kita juga sudah melihat kenaikan harga saham sektor farmasi yang memang sangat gila. Bahkan saham Kimia Farma (KAEF) dan Itama Ranoraya (IRRA) sempat mencatat kenaikan harga hingga lebih dari 5 kali lipat! Oleh karenanya, menurut penulis saham farmasi terbilang sangat mahal untuk saat ini.
Penulis sudah sempat menganalisis Enseval Putra Megatrading, perusahaan distributor obat-obatan dan peralatan medis yang ternyata belum terlalu dilirik investor. Dari temuan ini penulis menjadi optimis bahwa sepertinya masih ada beberapa perusahaan di bidang kesehatan yang valuasinya masih berada dalam batas wajar. Dan sepertinya pilihan penulis jatuh pada Prodia Widyahusada (PRDA). Namun apakah memang saham PRDA layak untuk investasi? Dan bagaimana dengan valuasinya?
Sekilas Perusahaan
PT. Prodia Widyahusada Tbk. (kode emiten: PRDA) akan lebih Anda kenal sebagai Laboratorium Klinik Prodia. Perusahaan sudah menjalankan kegiatan laboratorium klinik sejak pendirian laboratorium pertamanya di Solo pada tahun 1973. Seiring berkembangnya kebutuhan masyarakat Indonesia akan pemeriksaan medis, Prodia terus berkembang hingga saat ini sudah memiliki 142 laboratorium klinik yang sudah tersebar di seluruh Indonesia. Ini menjadikan Prodia sebagai laboratorium klinik terbesar di Indonesia. Bahkan Prodia sudah menjadi Laboratorium Pusat Rujukan Nasional. Tidak hanya laboratorium, perusahaan telah mendirikan 12 laboratorium rumah sakit, 10 Klinik Prodia Health Care (PHC), dan bekerja sama dengan 103 klinik dokter di Indonesia dengan Outlet Point-On-Clinic (POC). Adapun outlet POC ini memungkinkan pasien untuk melakukan pengambilan spesimen di klinik dokter tanpa perlu ke laboratorium lagi.
Seiring kebutuhan akan tes yang tinggi terkait pandemi COVID-19, Prodia sudah menyiapkan laboratoriumnya untuk pemeriksaan RT-PCR. Kapasitas total pemeriksaan RT-PCR di Prodia mendekati 2000 pemeriksaan per harinya. Selain itu, Prodia juga mulai mengembangkan layanan digitalnya melalui mobile apps, integrasi dengan beberapa sosial media (Line, Telegram, Facebook Messenger), kerjasama melalui aplikasi Halodoc, dan website www.prodia.co.id.
Banyaknya laboratorium klinik yang dimiliki perusahaan, ditambah dengan integrasi dengan layanan digitalnya, menempatkan Prodia sebagai laboratorium klinik dengan pangsa pasar terbesar di Indonesia pada 2018 dan 2019.
Mayoritas pemilik sama PRDA adalah PT. Prodia Utama dengan kepemilikan sebesar 57% dari total saham beredar. Adapun masyarakat mendapatkan porsi sebesar 25% dari jumlah saham beredar. Meskipun begitu, saham yang beredar di masyarakat hanya 234 juta lembar saham sehingga sebenarnya saham PRDA kurang likuid di pasar.
Selengkapnya: BACA DI SINI